May 14, 2013

Heartline : Prepare to Resign

Assalamualaikum :)

Melanjutkan postingan sebelumnya disini, tentang keinginan saya menjadi Ibu Rumah Tangga full yang belum kesampaian, akhirnya di tahun 2013 ini, Insya Alloh peluangnya menjadi terbuka lebar. Insya Alloh dalam waktu beberapa bulan lagi saya bisa mensegerakan keinginan saya tersebut.

Alhamdulillah di tahun 2013 ini, Alloh memberikan kami kemudahan dan kelancaran rezeki untuk bisa memiliki rumah sendiri yang saat ini dalam tahap finishing. Insya Alloh jika ga ada kendala, kami bisa menempati rumah tersebut per Juli 2013.

Saya senang sekali membayangkan gimana rasanya punya rumah sendiri. Bahkan sebelum saya bisa menempati rumah tersebut pun, saya dan suami sudah sangat senang karena kami bisa mendesain rumahnya ingin seperti apa, bisa memilih motif keramik untuk rumah kami, memilih closet untuk kamar mandi kami,  dan menentukan warna cat untuk rumah kami.

Suami & Saya

Insya Alloh nanti setelah kami pindah ke rumah kami sendiri, saya berencana untuk mengurus urusan rumah tangga sendiri. Mulai dari mengurus Syakira atau aktivitas rumah tangga lainnya seperti mencuci, membersihkan rumah, memasak, dan lain-lain. Rasanya sulit membayangkan saya mengurus rumah sendiri jika saya masih keukeuh bekerja. Terbayang repotnya jika nanti saya tetap bekerja sambil hidup mandiri jauh dari orangtua. Siapa yang akan mengurus anak saya? Pembantu? Ataukah harus siap antar-jemput anak di rumah orangtua dan mertua. Itu semua tidak terlintas di benak saya lagi ketika membayangkan rumah kami  sedang dalam tahap finishing. RESIGN dari pekerjaan sebagai karyawan Insya Alloh adalah pilihan tepat untuk saya dan untuk keluarga kecil saya.

Syakira, my little angel :)

Memang untuk saat ini hanya beberapa teman dekat saya di kantor yang baru mengetahui keinginan saya untuk resign. Pihak HRD atau atasan saya pun belum saya beritahu mengenai rencana ini. Insya Alloh, di akhir Mei 2013 ini saya akan menginformasikan atasan dan juga HRD mengenai rencana pengunduran diri saya. Adapun untuk suami, alhamdulillah suami menyambut dan mendukung langkah baik ini. Orangtua dan mertua, alhamdulillah sudah saya komunikasikan.

Mother & Daughter <3

Memang bagi beberapa orang terdekat saya, rencana resign ini cukup disayangkan. Bagaimana tidak, mungkin bagi sebagian orang, tempat kerja saya ini visi misinya bagus, bangunan kantornya pun bagus. Dinilai dari penghasilan pun, alhamdulillah lumayan, dapat fasilitas kesehatan, Sabtu-Minggu libur, dan lokasi kerjanya pun cukup dekat dari rumah, sekitar 30-45 menit. Saya mensyukuri itu semua. Tapi yah, yang namanya hidup, apalagi setelah saya berkeluarga dan memiliki anak, harus ada yang menjadi pilihan. Dan untuk saat ini pilihan saya adalah anak dan keluarga. Adapun untuk hal-hal yang sifatnya materi, seperti kehilangan zona nyaman memiliki penghasilan bulanan atau kehilangan prestise yang didapat saat saya bekerja, saya akan tetap berhusnudzon billah, berprasangka baik pada Alloh bahwa pilihan inilah yang terbaik untuk saya, suami, dan anak saya. Berprasangka baik bahwa keluarga saya akan tetap memiliki kehidupan yang baik dan Insya Alloh menjadi semakin baik setelah saya resign. Berprasangka baik bahwa Alloh akan tetap memberikan rezeki, meskipun nanti saya sudah tidak berpredikat karyawan. Lagipula, rezeki itu bukan semata masalah penghasilan dan predikat karyawan saja, kan? Sehat dan bisa bersama anak tanpa jarak dan waktu juga adalah bagian lain dari rezeki. Ya, berhusnudzon billah dan senantiasa berucap laa hawla walaa quwwata illa billah, menyerahkan tiap-tiap keadaan pada Alloh adalah sesuatu yang benar-benar memantapkan langkah saya untuk mengambil langkah resign, Insya Alloh.

"Sesungguhnya Alloh di sisi persangkaan hamba-Nya dan Alloh bersama hamba-Nya ketika ia berdoa".
(H.R. Muslim)

My Little World :)
------------

Hari ini, saya iseng menjelajahi berita di yahoo. Dari sekian banyak berita, saya tertarik dengan berita tentang Maudy Koenaedi, terutama kata-kata yang diujarkan Maudy, yakni : "Perempuan yang sukses itu bukan perempuan yang menjadi bos atau direktur, tapi seorang ibu rumah tangga yang bisa membawa suami ke tempat terbaiknya, bisa membawa anaknya meraih prestasi terbaik yang bisa diraih anak-anaknya, dan bisa terus mengayomi keluarganya di posisi terbaik dalam kondisi yang ada."

Coming soon, Insya Alloh..

Wassalamualaikum :)


No comments:

Post a Comment